cerpen
Ning Lembayung bergoyang menoleh pada sang senja yang termangu. Angin berhembus mengusik ketentraman. Mendung datang tanpa menyapa. Dan rintikan hujan mulai menghampiri. Aku terpaku dibalik jendela, melihat hujan sore itu. Rintikan hujan berkerumun dan menetes pada alam yang kini mulai gersang. Aku tak henti-hentinya bersyukur pada Sang Khaliq yang Maha Sempurna dan Maha Bijaksana, karena aku masih diijinkan menyaksikan indahnya dunia. Tiba-tiba sekelebat sosok wanita menggendong anak dengan payung hitam dan menenteng sebuah kerangjang kecil. Berjalan pelan dan terlihat kelelahan. Cipratan air kendaraan yang lewat membuat pakaian yang ia kenakan semakin terlihat lusuh dan tak layak dikenakan lagi. Anak yang digendongnya ditutup oleh selendang yang digunakannya untuk menggendong. Aku bangkit dari tempatku, aku merasa kasihan pada wanita itu. Aku beranjak keluar dan menghampiri wanita malang tersebut. Ku ambil payung dan kakiku mulai melangkah di jalan raya dimana wanita