Posts

Showing posts from 2014

analisis puisi

ANALISIS PUISI ·          ANGKATAN PUJANGGA BARU Ku Cari Jawab Di mata air, di dasar kolam, Kucari jawab teka-teki 'alam. Di kawan awan kian kemari, di situ juga jawabnya kucari. Di warna bunga yang kembang. Kubaca jawab, penghilang bimbang, Kepada gunung penjaga waktu. kutanya jawab kebenaran tentu, Pada bintang lahir semula, Kutangis jawab teka-teki Allah. Ke dalam hati, jiwa sendiri, Kuselam jawab! Tiada tercerai Ya, Allah yang Maha - dalam, Berikan jawab teka-teki alam. 0, Tuhan yang Maha - tinggi, Kunanti jawab petang dan pagi' Hatiku haus 'kan kebenaran, Berikan jawab di hatiku sekarang Puisi Oleh: J. E. Tatengkeng Analisis : Puisi dengan judul “Ku Cari Jawab – J.E Tengkeng” menceritakan tentang penyair yang sedang mencari tentang jawaban atas pertanyaannya yang selalu membuat dia bingung. Dalam bait pertama “Di mata air, di dasar kolam, Kucari jawab teka-teki 'alam.” Itu berarti penyair sedang mencari jawaban yang me

Puisi

Bukan sekedar ya atau tidak Singkat Dua menit Namun inilah nol permulaan -28 Juli 2014-

Puisi

Datar Bungkam Sunyi dan sepi Hanya tatapan bisu Bibir beku, dan lidah kaku Singkat, Namun inilah awal sebuah takdir -21 Juli 2014-

Puisi

Andai, Sang waktu memutar diri Berputar jauh ke belakang Tak akan ada bimbang dan ragu Datanglah sebuah kepastian -28 Juli 2014-

Diksi

Nanar aku memandangmu. Senyum yang selama ini ku rindukan. Tatapan yang selama ini kunantikan. Ya, tujuh tahun silam. Cukup lama aku mengenalmu. Kilauan cahaya lampu bergemerlapan, hiasan retro bergantungan santai. Aku hanya diam, sekilas memandangmu. Dan kaupun juga diam, dengan tatapan kosong dan kau tak tahu apa arti tatapan kosongmu itu. Namun aku sadar, aku salah merindukan perasaan yang dulu itu. Perasaan yang sudah terkubur selama ini, dan aku masih mengingatnya lagi. Aku tak mampu menyakiti sahabatku, dia yang selama ini masih menyimpan rasa padanya. Dan mungkin, sejak pertemuan sore itu dia semakin tak bisa membuang rasa itu. Ketika aku memikirnya, sekelebat di pikiranku terbesit sahabatku. Aku tak ingin menjadi duri bagi sahabatku sendiri. Kamu yang disana, maaf aku merindukan perasaan dan kedekatan kita tujuh tahun silam J -21 Juli 2014-

Diksi

Mungkin aku saja yang terlalu berlebihan. Menumpuk halusinasi semu bersamamu, dan mendoktrin diri sendiri untuk terus mengukir cerita khayal yang membuatku senyum sesaat. Namun, kini fakta menyadarkanku dari halusinasi dan khayalan panjang selama ini. Fakta tentang kita, fakta tentang aku yang tidak bisa dengan mudah bangun dari halusinasiku selama ini. Ya, bagiku inilah luka yang terdalam. Namun karena luka ini, mungkin aku justru sadar jika aku terus melanjutkan halusinasiku terlalu panjang dan aku tak bisa berkaca akan kehidupan yang nyata, luka itu tak hanya semakin dalam bahkan bisa saja luka itu bisa menjadi teror dalam kehidupan nyataku. Aku, wanita yang akan selalu berusaha tersenyum walau sebenarnya lelah untuk terus berpura-pura menutupi luka ini. Cinta, fakta, dan pandangan tajam itu yang menyadarkanku dari halusinasi panjangku selama ini. Terima kasih karena kau sudah hadir dalam halusinasi dan khayalan panjangku, dan terima kasih atas luka yang kini membangunkanku dari mi

Cerpen

Misteri Turangga di kala Purnama “Selamat siang, anak-anak”. Pak Dirga dengan wajah riang menyapa siswa-siswinya. “Selamat siang, Pak”. Jawab siswa dengan serempak. “Walaupun sudah siang, kalian harus tetap semangat ya. Oh iya, apakah kalian sudah membaca materi bab 3 yang Bapak tugaskan minggu lalu?” “Sudah, Pak” “Baik anak-anak, kali ini Bapak akan menyampaikan materi bab 3, yaitu tentang kebudayaan. Nah, sebelumnya Bapak mau tanya, siapa yang tahu apa definisi dari kebudayaan?” Dengan segera teman yang duduk di bangku depanku mengacungkan jari, Choirul namanya. “Hmm, kalau menurut saya kebudayaan adalah suatu hasil dari pemikiran kita Pak”. “Yap, hampir mendekati. Lalu siapa yang memikirkan tersebut? Ada yang bisa menjawab?” Ufi, yang duduk di bangku paling depan terlihat berfikir dan mengacungkan jarinya, “Yang memikirkan ya kita Pak, masyarakat” “Ya, betul sekali Ufi. Kira-kira bagaimana ya pewarisan kebudayaan tersebut, ada yang tahu?” Aku dengan bergegas m

Puisi

Image
Bayangan Hitam Katak hijau bercumbu mesra di atas daun kelor layu Kunang-kunang beterbangan menyusuri labirin sempit nan kaku Perempuan nakal itu berjalan condong kesana kemari Bayangan hitam .. hanya terkekeh, dari balik lampu warna warni yang berkilauan (30 Januari 2014)

puisi

Tanda Tanya Apakah makna tawamu di balik bingkai usang Coklat berdebu Berteteskan darah kental, berbau anyir Tanda tanya ..

Puisi

Angan Ilalang Embun menggelayut manja pada lembayung Rinai hujan menari di angkasa Hembusan lembut sang bayu mengusik jantung kota Namun ... Ilalang tetap bungkam Ia tak bergoyang Layaknya mawar penebar pesona Ia tetap tegak Dan menatap bentangan masa depan Ya, angan ilalang

Sastra

Sastra?? Mungkin bagi kita kata “sastra” tidak asing lagi di telinga.   Banyak juga sastrawan yang kita ketahui, Chairil Anwar, Ahmad Tohari, W.S Rendra, Umar Kayam dan masih banyak lagi. Karyanya pun kita tidak asing lagi karena memang karya mereka menarik perhatian jutaan pembaca. Namun apakah kita tahu apa sastra sesungguhnya? Mungkin hanya segelintir orang saja yang tahu. Dan mungkin banyak juga orang yang menganggap remeh sastra. Ya, karya sastra bisa dituangkan melalui beberapa cara, tulisan, puisi, ataupun drama. Dan kita bisa mengekspresikannya setiap saat. Karena segala sesuatu yang ada di dunia, bisa menjadi inspirasi kita dalam menciptakan karya sastra tersebut. Seperti yang kita ketahui, di SMA N 1 BOJA khususnya jurusan bahasa juga mempelajari Sastra Indonesia yang diampu oleh Pak Nurhadi (panggilan nge-trendnya Pak Didik J ).   Dalam setiap pertemuan di kelas, Pak Didik memberikan materi tentang sastra. Mulai dari analisis film pendek, drama, menulis cerpen