Posts

Showing posts from January, 2014

Puisi

Angan Ilalang Embun menggelayut manja pada lembayung Rinai hujan menari di angkasa Hembusan lembut sang bayu mengusik jantung kota Namun ... Ilalang tetap bungkam Ia tak bergoyang Layaknya mawar penebar pesona Ia tetap tegak Dan menatap bentangan masa depan Ya, angan ilalang

Sastra

Sastra?? Mungkin bagi kita kata “sastra” tidak asing lagi di telinga.   Banyak juga sastrawan yang kita ketahui, Chairil Anwar, Ahmad Tohari, W.S Rendra, Umar Kayam dan masih banyak lagi. Karyanya pun kita tidak asing lagi karena memang karya mereka menarik perhatian jutaan pembaca. Namun apakah kita tahu apa sastra sesungguhnya? Mungkin hanya segelintir orang saja yang tahu. Dan mungkin banyak juga orang yang menganggap remeh sastra. Ya, karya sastra bisa dituangkan melalui beberapa cara, tulisan, puisi, ataupun drama. Dan kita bisa mengekspresikannya setiap saat. Karena segala sesuatu yang ada di dunia, bisa menjadi inspirasi kita dalam menciptakan karya sastra tersebut. Seperti yang kita ketahui, di SMA N 1 BOJA khususnya jurusan bahasa juga mempelajari Sastra Indonesia yang diampu oleh Pak Nurhadi (panggilan nge-trendnya Pak Didik J ).   Dalam setiap pertemuan di kelas, Pak Didik memberikan materi tentang sastra. Mulai dari analisis film pendek, drama, menulis cerpen

cerpen

Sepenggal Kisah Embun bergelayut mesra pada lembayung. Krokk krokk .. suara katak hijau bersenandung dengan riangnya. Semut-semut hitam mulai keluar dari gundukan pasir. Guyuran air hujan membasahi rerumputan liar. Sang fajar tak sedikit pun menampakkan rona cahayanya. Hembusan nakal sang bayu menelusup pori-pori kulitku hingga hampir membekukan urat nadi. Sekelompok pedagang sayur keliling berkejar-kejaran, lengkap dengan semua sayur di belakang kendaraannya. Rintikan hujan pagi itu tak mampu mematahkan semangat mereka. Ya, demi sesuap nasi mereka dengan penuh pengorbanan melakukannya. Para pelajar sudah mengenakan seragam mereka, memakai sandal, tas kecil sudah ada di punggung, dan pasti payung atau pun mantel mereka gunakan untuk melindungi diri mereka. “Wah, ayo cepat nanti kita terlambat” “Iya ya, aku juga tau kok” “Sekarang kan ada pelajaran tambahan, kalau kita terlambat masuk pasti pak guru marah” “Ya sudah, kita lari saja” Ya begitulah sedikit perbincangan

Cerpen

Angan Ilalang “Selamat pagi melati putih” “Selamat pagi juga mawar merah” “Kamu kian merona ya hari demi hari, merekah begitu cerah” “Hmm, kamu juga begitu kok” “Selamat pagi melati putih, mawar merah” “Pagi juga ilalang” “Kalian tampak bersinar, dan aroma kalian tetap membuat senang semua orang” “Terima kasih pujiannya ilalang, tapi maaf kami tetap tidak akan mencabut pendapat kami kalau kamu tetap dekil, hanya bisa bergoyang mengikuti angin bagai tak berpendirian, dan pastinya kamu nggak berguna buat orang-orang besar di sana” Begitulah percakapan singkat antara melati putih, mawar merah, dan ilalang. Pagi itu mentari menghangatkan bumi yang kini mulai gersang. Burung-burung berkicau riang di ranting pohon. Semut merah saling bersalaman satu sama lain, menyapa dan mengucap selamat pagi. Katak hijau berjejeran di pinggir sungai kecil, merasakan segarnya air yang mengalir pagi itu. Ayam saling berkokok saut menyaut menyambut sang fajar. Namun ilalang hanya di