analisis puisi
ANALISIS PUISI
·
ANGKATAN
PUJANGGA BARU
Ku Cari Jawab
Di mata air, di dasar kolam,
Kucari jawab teka-teki 'alam.
Di kawan awan kian kemari,
di situ juga jawabnya kucari.
Di warna bunga yang kembang.
Kubaca jawab, penghilang bimbang,
Kepada gunung penjaga waktu.
kutanya jawab kebenaran tentu,
Pada bintang lahir semula,
Kutangis jawab teka-teki Allah.
Ke dalam hati, jiwa sendiri,
Kuselam jawab! Tiada tercerai
Ya, Allah yang Maha - dalam,
Berikan jawab teka-teki alam.
0, Tuhan yang Maha - tinggi,
Kunanti jawab petang dan pagi'
Hatiku haus 'kan kebenaran,
Berikan jawab di hatiku sekarang
Puisi Oleh: J. E. Tatengkeng
Kucari jawab teka-teki 'alam.
Di kawan awan kian kemari,
di situ juga jawabnya kucari.
Di warna bunga yang kembang.
Kubaca jawab, penghilang bimbang,
Kepada gunung penjaga waktu.
kutanya jawab kebenaran tentu,
Pada bintang lahir semula,
Kutangis jawab teka-teki Allah.
Ke dalam hati, jiwa sendiri,
Kuselam jawab! Tiada tercerai
Ya, Allah yang Maha - dalam,
Berikan jawab teka-teki alam.
0, Tuhan yang Maha - tinggi,
Kunanti jawab petang dan pagi'
Hatiku haus 'kan kebenaran,
Berikan jawab di hatiku sekarang
Puisi Oleh: J. E. Tatengkeng
Analisis :
Puisi dengan judul “Ku Cari Jawab – J.E Tengkeng” menceritakan tentang
penyair yang sedang mencari tentang jawaban atas pertanyaannya yang selalu
membuat dia bingung. Dalam bait pertama “Di mata air, di dasar kolam, Kucari
jawab teka-teki 'alam.” Itu berarti penyair sedang mencari jawaban yang merupakan
sumber yang paling dalam dalam tentang pertanyaannya. Namun walaupun penyair
bimbang, dia tetap berusaha mencarinya dan selalu memuji Keagungan Tuhan.
·
Angkatan 45
DOA(chairil anwar)
Tuhanku
dalam termangu
aku masih menyebut namaMu
biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mngetuk
aku tidak bisa berpaling
Analisis :
Dalam puisi dengan judul “Doa – Chairil Anwar” menceritakan tentang penyair yang sedang benar-benar dalam keadaan pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Penyair hanya bisa menyerahkan segala yang dia rasakan sekarang hanya pada Allah. Seperti dalam “biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh” hal itu berarti penyair benar-benar dalam keadaan pasrah.
Comments
Post a Comment