Diksi

Nanar aku memandangmu. Senyum yang selama ini ku rindukan. Tatapan yang selama ini kunantikan. Ya, tujuh tahun silam. Cukup lama aku mengenalmu. Kilauan cahaya lampu bergemerlapan, hiasan retro bergantungan santai. Aku hanya diam, sekilas memandangmu. Dan kaupun juga diam, dengan tatapan kosong dan kau tak tahu apa arti tatapan kosongmu itu. Namun aku sadar, aku salah merindukan perasaan yang dulu itu. Perasaan yang sudah terkubur selama ini, dan aku masih mengingatnya lagi. Aku tak mampu menyakiti sahabatku, dia yang selama ini masih menyimpan rasa padanya. Dan mungkin, sejak pertemuan sore itu dia semakin tak bisa membuang rasa itu. Ketika aku memikirnya, sekelebat di pikiranku terbesit sahabatku. Aku tak ingin menjadi duri bagi sahabatku sendiri. Kamu yang disana, maaf aku merindukan perasaan dan kedekatan kita tujuh tahun silam J


-21 Juli 2014-

Comments

Popular posts from this blog

analisis puisi

cerpen